Oleh : Hilal M. Pasha, S.Pd.
Masih maraknya kasus tawuran yang dilakukan oleh pelajar menunjukkan belum optimalnya pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter di sekolah. Siswa yang melakukan tawuran merasa dirinya lah yang paling kuat dan paling jago, namun sebenarnya hal tersebut adalah hal yang salah dan bisa mendapatkan konsekuensi pidana apabila menimbulkan kerusuhan dan korban jiwa. Belum lagi siswa yang melanggar aturan sekolah dan menganggap “Hukum dibuat untuk dilanggar” membuat guru memiliki pekerjaan ekstra. Kompleks sekali bukan?
Sebagai seorang siswa yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, sudah seharusnya kita bertindak dan berperilaku sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Aturan dibuat bukan untuk mengekang, tetapi aturan justru dibuat untuk mempermudah kehidupan kita. Coba bayangkan apabila di persimpangan jalan tidak ada lampu lalu lintas. Akan saling bertabrakan bukan? Begitulah aturan dibuat untuk mempermudah dan melindungi masyarakat.
Kembali lagi ke permasalahan awal, aturan sekolah seolah menjadi formalitas belaka jika melihat kondisi saat ini. Seragam dikeluarkan, sepatu tidak sesuai aturan, rambut laki-laki panjang, make up tebal bagi perempuan, dan sebagainya. Hal-hal tersebut sebenarnya adalah perbuatan yang sudah jelas diatur di aturan sekolah dan tidak diperkenankan untuk dilakukan. Karakter siswa yang sudah terbentuk dari dulu apabila memang tidak sesuai dengan aturan di SMA saat ini akan bertabrakan dan tidak sinkron apabila siswa tidak mau mengikuti aturan ketika SMA.
Pentingnya pembentukan karakter memang menjadi fokus utama tiap sekolah, agar siswa nya memiliki kepribadian yang mantap. SMA Telkom Bandung melihat hal tersebut sebagai momen yang tepat untuk melaksanakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan dan Organisasi Siswa (LDKOS). Kegiatan LDKOS menjadi senjata yang ampuh untuk membentuk siswa yang berdisiplin, integritas tinggi, religius, dan unggul, sesuai dengan visi sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan ketika LDKOS memang diset untuk meningkatkan karakter siswa, seperti pematerian mengenai kedisiplinan, permainan tradisional yang meningkatkan kerjasama, dan sebagainya.
Setelah selesai kegiatan LDKOS, diharapkan siswa yang mengikuti kegiatan ini dapat menularkan hasil pembinaan kepada teman temannya di sekolah. Karakter yang dibentuk ketika kegiatan LDKOS diharapkan dapat tersebar kepada seluruh warga sekolah, sehingga akan terbentuk siswa siswi yang berkarakter Pancasila.
Tan Malaka pernah berkata, “Tujuan Pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, mengukuhkan kemauan, serta memperhalus perasaan.” Dengan pendidikan karakter, kecerdasan, kemauan, serta perasaan akan terasah menjadi semakin kuat dan akan membentuk siswa yang berkarakter.