- Latar Belakang Masalah
Saat ini Bahasa Inggris telah menjadi mata pelajaran yang wajib diikuti mulai dari tingkat SMP, SMA sampai dengan Perguruan Tinggi. Di masa sekarang ini Bahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan bagi semua orang, karena Bahasa Inggris merupakan Bahasa Internasional. Dengan menggunakan Bahasa Inggris siapapun bisa berkomunikasi dimanapun tanpa rasa khawatir. Dengan adanya Bahasa Inggris tingkat SMA diharapkan para generasi muda Indonesia mampu berbahasa Inggris dengan baik sejak duduk di bangku sekolah, sehingga para lulusannya mampu bersaing di dunia luar.
Tujuan pokok pembelajaran Bahasa Inggris adalah penguasaan empat kompetensi dasar yaitu listening (mendengarkan), speaking (berbicara), reading (membaca),dan writing (menulis). Keempat kompetensi itu saling berkaitan, sehingga satu kegiatan pembelajaran dapat digunakan untuk mempelajari satu atau lebih kompetensi yang ingin dikuasai. Keterampilan membaca dan menulis memegang peranan penting dalam penguasaan ilmu pengetahuan termasuk penguasaan pengetahuan berbahasa. Karakteristik pembelajaran Bahasa terutama Bahasa Inggris berbeda dengan mata pelajaran yang lain karena fungsi Bahasa sebagai alat komunikasi, sehingga dalam belajar Bahasa terutama Bahasa Inggris harus mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan komunikasi.
Tetapi pada kenyataannya peserta didik di SMA masih menghadapi banyak kendala dalam menguasai keempat kompetensi Bahasa Inggris tersebut, terutama dalam kompetensi menulis (writing). Kurangnya penggunaan Bahasa Inggris merupakan salah satu faktor penyebabnya. Peserta didik SMA Telkom Bandung berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi yang cenderung jarang atau bahkan tidak menggunakan Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu peserta didik terkadang mengalami kebosanan ketika pembelajaran masih menggunakan metode-metode konvensional sehingga motivasi belajar rendah. Oleh karena itu guru juga harus berinovasi agar pembelajaran di kelas lebih menyenangkan dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Bedasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
- Apakah Project Based Learning dengan media digital writing(canva. IG, android note) dapat meningkatkan aktivitas peserta didik kelas XII MIPA 6 SMA Telkom Bandung semester 1 tahun pelajaran 2022-2023?
- Apakah Project Based Learning dengan media digital writing (canva. IG, android note) dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik kelas XII MIPA 6 SMA Telkom Bandung semester 1 tahun pelajaran 2022-2023?
Adapun tujuan penulis adalah?
- Untuk mengetahui bahwa Project Based Learning dengan media digital writing (canva. IG, android note) dapat meningkatkan aktivitas peserta didik kelas XII MIPA 6 SMA Telkom Bandung semester 1 tahun pelajaran 2022-2023.
- Untuk mengetahui bahwa Project Based Learning dengan media digital writing (canva. IG, android note) dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik kelas XII MIPA 6 SMA Telkom Bandung semester 1 tahun pelajaran 2022-2023.
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa peningkatan keterampilan menulis dapat dilakukan dengan Project Based Learning
Hasil yang diperoleh dari penulisan best practice ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
- Peserta Didik
- Meningkatkan aktivitas peserta didik dalam keterampilan menulis.
- Mengatasi hambatan dan kendala dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris, khususnya kompetensi dasar writing pasa materi teks prosedur.
- Mengurangi perasaan tidak percaya diri untuk mengungkapkan ide secara tertulis.
- Mengurangi perasaan bosan dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
- Memperbaiki proses pembelajaran di kelas.
- Memunculkan inovasi dalam pembelajaran.
- Mampu mendeteksi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekaligus mencari solusinya.
- Meningkatkan layanan prima pada peserta didik.
- Meningkatkan profesionalisme guru.
- Meningkatkan prestasi sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
- Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Model pembelajaran ini secara bahasa diartikan sebagai model yang menekankan pada pengadaan proyek atau kegiatan penelitian kecil dalam pembelajaran. Menurut Klien, et al. dalam Fathurohman mendefinisikan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) sebagai “the instructional strategy of empowering learners to pursue content knowledge on their own and demonstrate their new understandings through a variety of presentation models”.
Menurut Fahurohman (2015) pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai Langkah awal dalam mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman nyata. Project Based Learning dilakukan secara sistematik yang mengikutsertakan peserta didik dalam pembelajaran sikap, pengetahuan dan keterampilan melalui investigasi dalam perencanaan produk. Project Based Learning merupakan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir kritis dan mampu mengembangkan kreativitasnya melalui pengembangan inisiatif untuk menghasilkan produk nyata berupa barang atau jasa. Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan peserta didik dapat berupa proyek perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara kolaboratif, inovatif, unik, dan yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek merupakan bagian dari metode instruksional yang berpusat pada pembelajar. Model ini sebagai ganti dari penggunaan suatu model pembelajaran yang bersifat teacher-centred yang cenderung membuat pembelajar lebih pasif dibandingkan dengan guru.
Sedangkan menurut Daryanto (2017) ada lima kriteria pembelajaran proyek, yaitu:
- Proyek dalam pembelajaran ini adalah pusat atau inti kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran dimana peserta didik belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek.
- Berfokus pada pertanyaan atau masalah
Proyek dalam PJBL adalah berfokus pada pertanyaan atau masalah, yang mendorong pelajar menjalani konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti.
- Investigasi konstruktif atau desain
Proyek melibatkan pelajaran dalam investigasi konstruktif dapat berupa desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, diskoveri akan tetapi aktifitas inti dari proyek ini harus meliputi transformasi dalam konstruksi pengetahuan.
- Bersifat otonomi pembelajaran
Lebih mengutamakan otonomi, pilihan waktu kerja dan tanggung jawab pelajaran terhadap proyek.
Pembelajaran berbasis proyek melibatkan tantangan kehidupan nyata, berfokus pada pertanyaan atau masalah autentik bukan simulative dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan dilapangan yang sesungguhnya.
- Media Pembelajaran
- Pengertian Media Pembelajaran
Media (kata jamak) berasal dari Bahasa Latin ‘medium’ yang artinya ‘di antara’. Dengan istilah ini memberikan arti bahwa ‘media’ itu adalah segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan penerima. Dengan demikian apabila kita menggunakan media yang benar, bertujuan untuk mengurangi ‘jumlah kata’ yang diperlukan dalam proses pembelajaran (instruksional), dengan harapan akan mengkomunikasikan gagasan yang bersifat konkrit. Hal ini terjadi karena media itu akan membantu peserta didik untuk mengintegrasikan pengalamannya yang diperoleh sebelumnya. Oleh karena itu penggunaan media diharapkan mampu memperlancar proses belajar peserta didik, serta menambah pemahamannya (Soetomo, 2011).
Di bagian lain Soetomo (2011) juga menyatakan tentang lima sifat media pembelajaran yang mendasari pemikiran para ahli Pendidikan, yaitu:
- Bahwa media itu untuk meningkatkan persepsi.
- Bahwa media itu untuk membantu meningkatkan transfer belajar.
- Bahwa media itu untuk meningkatkan pemahaman.
- Bahwa media itu untuk membantu adanya retensi.
- Bahwa media itu untuk memberikan penguatan atau menambah pengetahuan tentang hal yang diperoleh peserta didik.
Menurut Gerlach dan Erly dalam Soetomo (2011) pemilihan media harus mengingat pada tujuan instruksional yang ingin dicapai, selain itu kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
- Kualitas teknis media yang artinya betapapun canggihnya media, tetapi kualitas teknis nya kurang baik maka akan mengakibatkan adanya persepsi yang salah dan akan menyesatkan peserta didik dan akan sukar diperbaiki.
- Pertimbangan harga artinya apabila ada dua macam media pembelajaran tetapi mempunyai kemampuan dan pengaruh yang sama dalam proses pembelajaran maka dipili media yang berharga lebih murah.
- Ketersediaan artinya pilihan kita harus memperhatikan apakah media itu sudah tersedia atau masih perlu disediakan.
- Kemampuan artinya adanya kemampuan guru dan peserta didik untuk memakai media itu. Tegasnya, pilihan perencanaan dan pengembangan sistem pembelajaran akan kecewa apabila memilih media ternyata baik peserta didik maupun guru tidak memiliki kemampuan untuk memakai atau mengoperasionalkan.
- Ketersediaan sarana pendukung artinya betapapun bagusnya media, akan tetapi tidak tersedia sarana pendukung ketika akan digunakan, maka alat media itu tidak ada gunanya.
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
- Media visual: grafik, diagram, chart. bagan, poster, kartun, komik
- Media audial: radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya.
- Projected still media: slide, overhead projector (OHP), LCD Proyektor, dan sejenisnya.
- Projected motion media: film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), computer dan sejenisnya.
- Study Tour Media: pembelajaran langsung ke obyek atau tempat studi seperti museum. Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara Bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut multimedia. Contoh: dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
- Media Pembelajaran Digital Writing
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di era globalisasi semakin masif. Kehidupan masyarakat khususnya pelajar tidak dapat dipisahkan lagi dengan segala produk TIK. Pemanfaatan TIK bagaikan dua mata pisau yang dapat memberikan manfaat dan dampak buruk. TIK akan memberikan dampak negatif apabila tidak bijak dalam penggunaannya. Namun, TIK akan mendatangkan berbagai manfaat yang jauh lebih besar apabila digunakan dengan bijak. Sisi positifnya adalah dengan teknologi digital, peserta didik dapat mengasah kemampuan kognitif, wawasan, dan nilai sosial.
Kemampuan TIK yang pesat harus berbanding lurus dengan kemampuan masyarakat dalam menggunakannya untuk membantu setiap sendi kehidupan. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki peserta didik di era digital adalah digital writing atau menulis di media digital sama halnya dengan kompetensi menulis pada umumnya, hanya saja medianya menggunakan media digital. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan (konten), saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan (Yunus dkk., 2008:129).
Digital writing erat kaitannya dengan literasi digital. Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital atau alat-alat komunikasi dalam menemukan, membuat informasi, mengevaluasi, menggunakan, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari (Nasrullah dkk., 2017:3). Ruang komunikasi menjadi terbuka, artinya hanya ada selaput tipis antara ruang privat dan ruag public. Interaksi massif di media sosial menjadikan warga dapat mengembangkan gagasan dan ide-ide kreatifnya di ranag media digital.
Literasi digital meliputi ketertarikan, sikap, dan kemampuan peserta didik dalam penggunaan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, meganalisis dan mengevaluasi informasi yang didapatkan dan menuangkannya dalam media digital. Contohnya akun media sosial dan situs daring untuk tujuan tertentu seperti menulis esai, ulasa, refleksi diri, pengalaman bahkan pemasaran produk. Dimensi literasi digital dan penggunaan perangkat digital ada 5, yaitu: (1) doing atau melakukan seperti halnya berbagi gambar dengan teman dan mencari info tempat untuk makan secara daring; (2) meaning atau representasi seperti membaca artikel di suatu situs dan mengunggah kontek di sosial media; (3) relating atau interaksi seperti halnya menulis fiksi penggemmar, mengomentari konten di Blog, dan berkolaborasi menulis sebuah artikel di wikis; (4) thinking atau berpikir melalui kegiatan partisipasi aktif dalam diskusi daring; (5) being atau menyajikan identitas diri di media sosial dan aktualisasi di komunitas daring (Hafner, 2015:2)
Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam proses belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi Piaget menerangkan dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak befikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir (Sardiman, 2011:100).
Menurut Nasution (2000:89), aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat jasmani ataupun rohani. Dalam proses pembelajaran, kedua aktivas tersebut harus selalu terkait. Seorang peserta didik akan berfikir selama dia berbuat, tanpa berbuat sesuatu, berarti peserta didik itu tidak berfikir. Oleh karena itu agar peserta didik aktif berfikir maka peserta didik harus diberi kesempatan untuk berbuat atau beraktivitas.
Diedrich (dalam Nasution, 2000:91) membuat suatu daftar yang berisi tentang macam kegiatan peserta didik yang dapat digolongkan sebagai berikut:
Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya: membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
Listening Activities, seperti mendengarkan penjelasan, percakapan, diskusi, music, pidato.
Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin
Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola.
Motor activities, seperti melakukan percobaan, melakukan konstruksi, model, mereparasi, bermain.
Mental activities, misalnya menggali, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
Emotional activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Hasil belajar tidak hanya ditentukan oleh aktivitas peserta didik tetapi aktivitas guru sangat diperlukan untuk merencanakan kegiatan peserta didik yang bervariasi, sehingga kondisi pembelajaran akan lebih dinamis dan tidak membosankan (Depdiknas 2004).
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
- Strategi Pemecahan Masalah
Permasalahan pembelajaran yang ada adalah kurang aktifnya peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, rendahnya kompetensi peserta didik yang ditunkukkan dengan nilai, terutama dalam keterampilan menulis. Oleh karena itu guru berusaha mencari alternatif pembelajaran yang mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga peserta didik antusias mengikuti pelajaran dan hasil belajar dapat meningkat. Diharapkan seluruh peserta didik mampu mencapai nilai KKM terutama pada keterampilan menulis (writing) karena masih rendahnya penguasaan keterampilan menulis oleh para peserta didik. Guru akhirnya memutuskan untuk menggunakan media digital writing, karena digital merujuk pada tuntutan jaman dan dianggap media yang paling digemari oleh peserta didik. Ini dbuktikan dengan antusiasme peserta didik Ketika mencari sumber belajar dari internet terutama canva atau android note. Pembelajaran ini mengutamakan keterlibatan peserta didik dalam penggunaan media, karena peserta didik selain bisa menuangkan ide-ide nya mereka pun dapat mengguanakan kreatifitas mereka. Mereka meentukan topik tulisan secara berkelompok kemudian membuat tulisan digital sendiri. Dalam tulisan digital tersebut mereka akan menuangkan penjelasan procedure text baik manual/tip yang berhubungan dengan teknologi. Pembelajaran berbasis proyek ini berhasil meningkatkan keaktifan peserta didik dan juga meningkatkan nilai keterampilan menulis peserta didik. Peserta didik sebelumnya tidak memiliki kreatifitas untuk menulis terbantu dengan adanya digital writing (canva/ android note) ini. Selain itu kreatifitas menulis juga ditampilkan pada saat menulis prosedur teks tersebut. Kondisi ini memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk aktif dalam kegiatan ini.
- Langkah-langkah Implementasi
Project Based Learning berbantuan media digital writing ini dilaksanakan pada kelas XII MIPA 6 yang terdiri dari 32 peserta didik 16 laki-laki dan 16 perempuan. Kelas dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari 4 peserta didik untuk setiap kelompoknya. Setiap kelompok mendapat tugas untuk menulis menggunakan aplikasi digital membuat procedur teks tip/ manual bertemakan teknologi. Setiap kelompok menentukan tema/ topik yang akan mereka pilih dalam penulisan prosedur teks. Para peserta didik bebas menggunakan aplikasi apa saja yang mendukung pembuatan digital writing tersebut. Pembuatan tulisan diberi waktu 1 minggu . kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam penyusunan proyek ini adalah:
- Membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang.
- Dalam bimbingan guru, peserta didik mencari informasi mengenai fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan yang digunakan dalam prosedur teks
- Membahas dan berdiskusi untuk menentukan tema/topik yang akan diangkat untuk penulisan procedure text.
- Peserta didik menyusun rencana akan menggunakan aplikasi apa untuk penulisan procedure text.
- Peserta didik mengumpulkan bahan-bahan yang akan disusun menjadi teks prosedur dalam bentuk tulisan digital.
- Menyusun teks prosedur yang sudah dikonsep.
- Mempublikasikan hasil tulisan digital yang sudah diselesaikan selama 1 minggu ke dalam google classroom.
- Hasil yang dicapai
- Hasil Penilaian Sikap Peserta Didik
No | Nama Peserta Didik | Sikap | Skor Rata-rata |
Peduli | Jujur berkarya | Tanggung Jawab | Toleran | Kerja sama | Proaktif | Kreatif |
1 | PD 1 | 3 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 3 | 3,43 |
2 | PD 2 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,00 |
3 | PD 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,14 |
4 | PD 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,29 |
5 | PD 5 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 3,57 |
6 | PD 6 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,14 |
7 | PD 7 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,00 |
8 | PD 8 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,00 |
9 | PD 9 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,29 |
10 | PD 10 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3,14 |
11 | PD 11 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,14 |
12 | PD 12 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3,86 |
13 | PD 13 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,14 |
14 | PD 14 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,14 |
15 | PD 15 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3,14 |
16 | PD 16 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3,29 |
17 | PD 17 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,00 |
18 | PD 18 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,29 |
19 | PD 19 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3,14 |
20 | PD 20 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 4 | 3 | 3,43 |
21 | PD 21 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,00 |
22 | PD 22 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,14 |
23 | PD 23 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,00 |
24 | PD 24 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,14 |
25 | PD 25 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3,14 |
26 | PD 26 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 4 | 3 | 3,43 |
27 | PD 27 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3,14 |
28 | PD 28 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,00 |
29 | PD 29 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,00 |
30 | PD 30 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 3,57 |
31 | PD 31 | 3 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3,29 |
32 | PD 32 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3,14 |
Tabel 1 Nilai Sikap
Dari hasil penilaian sikap terdapat peningkatan aktifitas peserta didi yang berupa sikap peduli, jujur berkarya, tanggung jawab, toleran, Kerjasama, proaktif dan kreatif. Nilai sikap rata-rata sudah menunjukkan hasil baik dengan rata-rata nilai sikap sebesar 3,205
- Hasil Penilaian Sikap selama kegiatan Diskusi
Lembar Penilaian Sikap – Observasi pada kegaiatan Diskusi |
Mata pelajaran : Bahasa Inggris Kelas/ Semester : XII MIPA 6/ I Topik/Subtopik : Procedure Text Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, rasa ingin tahu, santun dan komunikatif selama kegiatan diskusi. No Nama Peserta Didik Kerja sama Rasa Ingin tahu Santun komunikatif Rata- rata 1 PD 1 3 2 3 3 2,75 2 PD 2 2 3 3 3 2,75 3 PD 3 3 2 3 3 2,75 4 PD 4 2 2 3 3 2,5 5 PD 5 3 3 4 3 3,25 6 PD 6 3 3 3 3 3 7 PD 7 3 3 3 3 3 8 PD 8 3 3 3 3 3 9 PD 9 3 2 2 2 2,25 10 PD 10 3 2 3 3 2,75 11 PD 11 3 3 3 3 3 12 PD 12 3 4 4 3 3,5 13 PD 13 3 2 3 3 2,75 14 PD 14 2 2 3 3 2,5 15 PD 15 2 2 2 2 2 16 PD 16 3 2 3 3 2,75 17 PD 17 2 2 3 3 2,5 18 PD 18 2 3 2 3 2,5 19 PD 19 3 3 4 3 3,25 20 PD 20 3 3 3 3 3 21 PD 21 3 3 3 3 3 22 PD 22 3 3 3 3 3 23 PD 23 3 3 3 4 3,25 24 PD 24 3 3 4 3 3,25 25 PD 25 3 3 3 3 3 26 PD 26 3 4 3 4 3,5 27 PD 27 3 3 3 3 3 28 PD 28 2 2 3 3 2,5 29 PD 29 3 3 3 3 3 30 PD 30 3 3 3 3 3 31 PD 31 3 3 4 3 3,25 32 PD 32 4 3 3 3 3,25 Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1= kurang |
Tabel 2 Nilai sikap saat diskusi
Sikap peserta didik selama kegiatan diskusi sudah menunjukkan peningkatan, hanya 5 orang yang mendapat nilai cukup pada aspek Kerjasama, 10 peserta didik yang mendapat predikat cukup pada aspek rasa ingin tahu, 3 orang berpredikat cukup pada aspek santun dan 2 orang berpredikat cukup pada aspek komunikatif. Peserta didik yang lain mendapatkan predikat baik dan sangat baik.
- Hasil Capaian Kompetensi Menulis (writing)
No | NIS | Nama Siswa | KKM | Text Organization | Sentence Formation | Grammar | Digital media selection and deadline | Nilai Akhir |
1 | | PD 1 | 75 | 85 | 87 | 88 | 89 | 87,25 |
2 | | PD 2 | 75 | 86 | 88 | 87 | 90 | 87,75 |
3 | | PD 3 | 75 | 84 | 85 | 86 | 88 | 85,75 |
4 | | PD 4 | 75 | 85 | 85 | 85 | 85 | 85 |
5 | | PD 5 | 75 | 84 | 85 | 87 | 90 | 86,5 |
6 | | PD 6 | 75 | 83 | 85 | 86 | 88 | 85,5 |
7 | | PD 7 | 75 | 87 | 88 | 85 | 87 | 86,75 |
8 | | PD 8 | 75 | 87 | 85 | 85 | 88 | 86,25 |
9 | | PD 9 | 75 | 83 | 84 | 85 | 85 | 84,25 |
10 | | PD 10 | 75 | 85 | 85 | 85 | 85 | 85 |
11 | | PD 11 | 75 | 86 | 87 | 86 | 87 | 86,5 |
12 | | PD 12 | 75 | 85 | 87 | 88 | 89 | 87,25 |
13 | | PD 13 | 75 | 86 | 88 | 87 | 90 | 87,25 |
14 | | PD 14 | 75 | 84 | 85 | 86 | 88 | 85,75 |
15 | | PD 15 | 75 | 85 | 85 | 85 | 85 | 85 |
16 | | PD 16 | 75 | 84 | 85 | 87 | 90 | 86,5 |
17 | | PD 17 | 75 | 83 | 85 | 86 | 88 | 85,5 |
18 | | PD 18 | 75 | 87 | 88 | 85 | 87 | 86,75 |
19 | | PD 19 | 75 | 87 | 85 | 85 | 88 | 86,25 |
20 | | PD 20 | 75 | 83 | 84 | 85 | 85 | 84,25 |
21 | | PD 21 | 75 | 85 | 85 | 85 | 85 | 85 |
22 | | PD 22 | 75 | 86 | 87 | 86 | 87 | 86,5 |
23 | | PD 23 | 75 | 86 | 86 | 86 | 86 | 86 |
24 | | PD 24 | 75 | 87 | 87 | 87 | 87 | 87 |
25 | | PD 25 | 75 | 89 | 88 | 88 | 90 | 88,75 |
26 | | PD 26 | 75 | 84 | 85 | 86 | 88 | 85,75 |
27 | | PD 27 | 75 | 85 | 85 | 85 | 85 | 85 |
28 | | PD 28 | 75 | 84 | 85 | 87 | 90 | 86,5 |
29 | | PD 29 | 75 | 83 | 85 | 86 | 88 | 85,5 |
30 | | PD 30 | 75 | 87 | 88 | 85 | 87 | 86,75 |
31 | | PD 31 | 75 | 87 | 85 | 85 | 88 | 86,25 |
32 | | PD 32 | 75 | 88 | 88 | 89 | 90 | 88,75 |
Tabel 3 Nilai Writing
Pencapaian nilai keterampilan menulis (writing) sudah mencapai KKM untuk seluruh peserta didik atau tuntas 100% dengan nilai rata-rata 83,5. Nilai terendah yang dicapai adalah 84,25 sedangkan nilai tertinggi adalah 88,75. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai dengan menggunakan projectbased learning berbantuan media digital pada materi procedure text.
Kegiatan pembelajaran ini mempunyai sisi pendukung maupun penghambat. Kegiatan pembelajaran ini bisa berjalan lancar karena didukung oleh beberapa faktor antara lain:
- Tersedianya perangkat Teknologi Informasi yang bisa digunakan oleh peserta didik baik milik peserta didik sendiri maupun sekolah.
- Keaktifan peserta didik dalam melaksanakan tugas kelompok.
- Kekompakan peserta didik dalam kelompok belajar yang sudah dibentuk dalam menyelesaikan tugas.
- Ketersediaan sumber belajar yang berupa buku dan internet.
- Guru yang selalu mendampingi proses penyelesaian tugas baik di kelas.
Sedangkan faktor penghambat yang melemahkan kegiatan pembelajaran ini antara lain:
- Beberapa orangtua peserta didik yang kurang memberi dukungan waktu untuk penyelesaian tugas kelompok di rumah.
- Beberapa peserta didik tidak memiliki perangkat teknologi Informasi sendiri sehingga bergantung pada peserta didik lain.
- Kurang percaya diri peserta didik sehingga kurang maksimal dalam penulisan Bahasa Inggris.
- Kedisiplinan peserta didik dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang diberikan.
Kegiatan pembelajaran ini memberikan warna baru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Peserta didik menjadi lebih aktif karena mereka harus berkomunikasi dalam kelompoknya, selain itu peserta didik juga harus mampu menuangkan ide untuk menulis. Rasa tidak percaya diri pada peserta didik dapat dikurangi karena peserta didik dapat menuangkan kreatifitas mereka yang jarang dikeluarkan dengan media digital (canva, android note, IG). Project Based Learning dengan media digital writing menjadi kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta meningkatkan keaktifan, kreatifitas dan juga kompetensi keterampilan menulis.
Project Based Learning dengan media digital writing bisa digunakan juga umtuk materi dan mata pelajaran lain, karena media digital adalah media yang sangat digemari oleh peserta didik.
BAB IV
PENUTUP
- Kesimpulan
Rendahnya capaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris membutuhkan perhatian khusus dari para guru yang mengajar. Diperlukan adanya inovasi pembelajaran yang membuat pembelajaran menjadi menyenangkan untuk para peserta didik. Project Based Learning menjadi salah satu model yang bisa dipilih. Pada pembelajaran ini Project Based Learning menggunakan media digital writing (canva, IG, android note). Peserta didik dilibatkan aktif dalam pembelajaran karena seluruh peserta didik harus membuat tulisan tentang procedure text mengenai tip atau manual teknologi.
Hasil yang dicapai sudah sesuai harapan yaitu rata-rata untuk nilai sikap BAIK dan nilai keterampilan menulis diatas KKM. Dalam pembelajaran ini ketuntasan peserta didik dalam keterampilan menulis adalah 100%. Dengan nilai terendah 84,25 dan nilai tertinggi 88,75. Dengan kata lain Project Based Learning berbantuan media digital writing (cavna, IG, Android note) mampu meningkatkan aktifitas belajar para peserta didik dan Project Based Learning berbantuan media digital writing (cavna, IG, Android note) mampu meningkatkan keterampilan menulis para peserta didik kelas XII MIPA 6 SMA Telkom Bandung semester 1 tahun pelajaran 2022/2023.
Guru harus selalu berinovasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga diperoleh hasil belajar yang baik. Saat ini para guru harus bisa memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komputer untuk menunjang kegiatan pembelajaran karena saat ini peserta didik lebih tertarik dengan media digital sesuai dengan kodrat mereka yaitu remaja. Selain itu, media ini juga lebih mudah digunakan dan bisa digunakan dimana saja.
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.
Arsyad, Azhar. 2003, Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Daryanto. 2017. Pembelajaran Abad 21, Cetakan I. Yogyakarta: Gava Media.
Fathurohman, Muhamad 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Cetakan I. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.
Nasution, S. 1997. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Nunan, David. 1989. Designing Task for the for the Communicative Classroom. Cambridge: Cambridge University Press.
http://ekhardhi.blogspot.com/2011/12/pengajaran-keterampilan-produktif.html