Categories
Tak Berkategori

MAKNA LAGU BONGKAR DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI

Oleh: Mutia Cahyani, S.Pd.

Lagu ini bercerita tentang banyaknya kesalahan di negeri ini, terhadap para pejabat yang salah menggunakan jabatan/kekuasaan mereka kepada rakyatnya/orang di bawah mereka. Sehingga seringkali rakyatnya disepelekan dan tidak dihiraukan, padahal sudah berkali-kali rakyatnya bertindak demi mencapai keadilan bersama akan tetapi hanya disuruh bersabar dan berakhir kesabaran rakyatnya tidak membuahkan hasil apa-apa, jawaban yang masyarakat cari dari para petinggi negeri selama ini tidak terpecahkan.

    Sehingga masyarakat berharap adanya keadilan yang bisa merata serta benar benar terwujud dari semua mimpi-mimpi rakyat yang positif. Dengan diawali rasa cinta terhadap rakyat, sebagai bentuk keadilan.

“Sabar, sabar, sabar dan tunggu

Itu jawaban yang kami terima

Ternyata kita harus ke jalan

Robohkan setan yang berdiri mengangkang”

Lirik di atas sesuai dengan kenyataan yaitu saat BLT subsidi yang belum juga cair.

“Penindasan serta kesewenang-wenangan

Banyak lagi, teramat banyak untuk disebutkan

Hoi hentikan, hentikan jangan diteruskan

Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan”

Lirik di atas sesuai dengan kenyataan yaitu saat adanya kasus korupsi bank BUMN sebesar Rp 120 M di Tanggerang Selatan. Selain itu saat kasus korupsi BANSOS COVID19 oleh Matheus Joko.

Keterkaitan lagu dengan masalah sosial ialah termasuk manifest social problem, Karena adanya kepincangan dalam pemerintahan membuat rakyat menderita. contoh masalah sosial seperti, kemiskinan banyaknya pejabat korupsi membuat sarana prasarana untuk masyarakat yang membutuhkan tidak tercukupi. Kemudian kriminalitas, banyak kasus white collar crime/ kriminal kerah putih oleh pemerintah. Lalu kesenjangan sosial, pejabat bangga dengan jabatannya namun tugas tak sesuai dengan janji manisnya kepada rakyat bahkan sudah ditindak pidana pun tidak ada rasa bersalah sama sekali.

Faktor pendorong masalah sosial tersebut adalah dalam lagu ini menjelaskan masalah sosial yang bisa menghasilkan permasalahan yang beragam, sehingga faktor pendorong pun menyesuaikan dengan apa masalahnya.

Nafsu adalah faktor internal yang menjadi pupuk kebangkitan masalah sosial sebagaimana dijelaskan dalam lagu bongkar. Lagu ini bermakna dan lebih mendorong kepada objek yaitu pemerintah (bukan semua pemerintah, tapi khusus para setan / pemerintah yang hanya berucap serta tidak bisa menjalankan visi dan misi dengan baik). Faktor ekonomi tidak menjadi masalah, karena ekonomi pemerintah itu tercukupi, biologispun rata rata fisiknya sehat, jadi nafsu ini berhubungan dengan psikis pemerintah. Dimana sudah tergiur dengan kelimpahan harta yang ada sehingga lupa terhadap rakyat. Dari nafsu ini muncul keserakahan, muncul korupsi, muncul kesenjangan sosial, muncul penindasan, muncul kerusakan dll.

Faktor pendorong yang selanjutnya adalah faktor budaya, faktor budaya di sini lebih masuk ke arah perkenalan dengan budaya luar, menghasilkan pemahaman berlebih yang digabungkan dengan nafsu sehingga menghasilkan lapar terhadap uang rakyat dengan melakukan kegiatan salah duanya seperti budaya korupsi dan nepotisme. Namun faktor budaya ini tidak terlalu mendominasi munculnya masalah sosial yang berkaitan dengan lagu bongkar. tapi budaya yang terbesar sebenarnya adalah budaya korupsi di Indonesia yang turun temurun dari pemerintah yang tidak baik, pada generasi selanjutnya yang menjadi iblis untuk rakyat. Jadi jika budaya luar tidak terlalu memberi pengaruh. Bukan merendahkan pemerintahan di Indonesia, namun hanya melihat fakta bahwa manusia tergiur dengan harta yang berlebih.

Dampak masalah sosial dari lirik lagu Bongkat dalam kenyataan yang ada adalah tentu beragam, karena masalah sosial yang dihasilkan juga benar-benar memiliki dampak berbeda beda setiap generasinya. Pertama, pada Bait pertama dalam lagu bongkar itu bermakna bahwa pemerintah kurang rasa peduli terhadap rakyat sehingga penderitaan rakyat hanya sekedar dilihat dan didengar, dampaknya membuat masyarakat menjadi kesulitan dalam menggapai kesehjateraan dalam kehidupan di Indonesia. Kedua, bait dua pada lagu bongkar bermakna untuk memberikan teriakan dalam membongkar kebohongan dan kejelekan  objek dalam lagu, dampaknya memberikan semangat bagi masyarakat untuk menyuarakan kebenaran.

Ketiga pada bait tiga bermakna bahwa respon pemerintah terhadap rakyat hanya memberikan ucapan untuk menunda pergerakan, sehingga membuat rakyat harus beraksi dengan adanya protes di jalanan, untuk meminta penyelesaian semua masalah yang terus menerus ditunda. Dampaknya maka rakyat menjadi nafsu, emosi, muncul rasa benci dan menimbulkan kerusuhan di jalanan, konflik dengan pemerintah, serta hilang rasa percaya pada pemerintah hingga pada akhirnya malah terus bertambah kriminalitas, perusakan serta dampak negatif lainnya. Kerusuhan tersebut terjadi karena adanya protes atau demo untuk meminta kenyataan dari pemerintah yang kurang peduli terhadap rakyat. Keempat, bait empat dan semua bait yang berkalimat Wo o ya o ya o ya bongkar itu menandakan suara untuk mencari kebenaran dalam negeri ini, dampaknya maka banyak terjadi kerusuhan, demo yang penuh perusakan, pencurian, dan pembunuhanpun bisa saja terjadi jika darah berkobar dengan api.

Kelima, pada bait lima memiliki makna yang mengarah bahwa sudah banyak penderitaan yang dirasakan oleh rakyat, karena banyak ketidakadilan yang mengatasnamakan pembangunan, seperti kasus kedung ombo, dimana banyak problematika yang muncul, dan pastinya karena keserakahan akan dana yang ada. Dampak terhadap kenyataan atau pada masyarakat yaitu membuat masyarakat berniat melawan, mempertahankan dan memunculkan tindakan kekerasan jika memang terus menerus ada penindasan.

Jika memang akan ada penggusuran, gunakan cara yang baik dengan menyesuaikan terhadap sikap masyarakat Indonesia. Keenam, pada bait enam bermakna bahwa rakyat menyuarakan harapan dan keinginan dalam bentuk protes berupa demo yang dijalankan oleh berbagai pihak. Dalam demo maka banyak orang terlibat, memungkinkan terjadinya berbagai peristiwa, karena ada yang benar-benar berdemo dan juga ada yang hanya berniat melakukan kerusuhan. Tapi semua itu terjadi karena memang banyak ketidakpastian dalam penyelesaian masalah, sehingga rakyat mengobarkan semangatnya untuk meminta kebenaran serta jawaban berupa kenyataan. Pada bait selanjutnya hingga akhir, semua maknanya berulang kembali dengan kalimat yang sama, sehingga inti lirik lagu ada enam bait.

Pemecahan masalah sosial yang bisa menjadi penyelesaian dalam masalah sosial yang sesuai dengan lagu Bongkar memang memberi percabangan pada berbagai jenis masalah, sehingga penyelesaianpun sebetulnya disesuaikan dengan siapa yang memunculkan masalah dan apa masalah yang dibuat, namun sudah pasti menggunakan langkah preventif dan represif.

Pertama preventif, masalah yang ditimbulkan dan dijadikan objek dalam lagu bongkar adalah pemerintah yang kurang baik dalam menjalankan visi dan misi, sehingga dalam langlah preventif ini harus ada sosialiasasi dengan semua pihak pemerintah termasuk Presiden. Masalah yang timbul dikalangan pemerintah, bukan masalah yang hanya diselesaikan pada pelaku, namun harus benar benar dihilangkan dari akar permasalahan. Sebagai contoh dalam masalah korupsi, dimana dalam lagu bongkar itu sebenarnya menjelaskan pemerintah yang korupsi dengan dana untuk pembangunan, dan perlu diketahui bahwa lagu ini dirilis tahun 1989. Langkah yang digunakan tentunya banyak pendapat dalam menyelesaikan korupsi. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi dan petisi dapat dilakukan. Contohnya, petisi yg di tandatangani oleh banyak orang untuk “mencegah korupsi dengan meningkatkan hukuman bagi pelaku korupsi” berpotensi membuat pelaku korupsi malu dan takut jika melakukan hal tersebut.

Kemudian masih dengan cara preventif, jadi langkah preventif yang bisa dilakukan di masa sekarang adalah dengan membuat pembinaan terhadap semua pemerintah, yang pastinya menggunakan tata cara yang baik, bukan mengikuti emosi. Pembinaan di sini diharapkan bisa memberikan pencerahan kepada semua pemerintah supaya tidak terjerumus kedalam permasalahan yang sama. Pembinaan ini harus dijalankan dengan susunan yang jelas serta bukan hanya sekedar ucap, tapi harus dengan tindakan yang tegas dalam memberikan pengarahan. Sosialisasi ini bisa berjalan lancar jika semua pihak pemerintah bisa bekerja sama dan benar-benar berniat melakukan perubahan. Kami sebagai generasi muda bukan bertujuan untuk mengajarkan kepada pihak-pihak terhormat, tapi kami hanya berniat menyampaikan pendapat kami terhadap permasalahan di negeri ini, karena kami juga yang akan meneruskan berbagai perjuangan di Indonesia. Jika korupsi belum bisa dihilangkan, maka keadilan belum bisa tercipta. Jadi dalam pembinaan ini diharapkan bisa diikuti semua pemerintah yang tentunya disesuaikan dengan jadwal bekerja, bukan berarti pembinaan ini dilaksanakan ketika pemerintahan berlangsung. Dalam pembinaan ini akan lebih baik jika disatukan dengan diskusi, kesempatan untuk bertanya dan menjawab, sekaligus bertukar pikiran sehingga ada pintu kebaikan yang bisa dibuka.

Kedua represif, jika hanya dilaksanakan sosialisasi, kami yakin bahwa penyelesaian masalah korupsi, kesenjangan sosial, penindasan dan berbagai masalah lainnya tidak akan bisa selesai. Oleh karena itu diperlukan juga tindakan tegas, baik itu memberikan hukuman atau dengan cara lain. Sanksi untuk tahanan dengan kasus korupsi memang sudah ada dan diatur dalam UU no 20 tahun 2001, tapi apakah hukuman di penjara itu ada pembagian fasilitas yang dibedakan antara tahanan yang satu dengan yang lainnya ? Kami memberikan saran bahwa hukum yang dijalankan memang harus ditegaskan kembali, dimulai dari aparat yang harus bisa menahan nafsu akan dana yang ada. Aparat itu berpendidikan dan terlatih, hanya saja manusia tetaplah makhluk yang lapar akan harta dan kekuasaan. Oleh karena itu diharapkan pemerintah dapat membuat peraturan yang lebih tegas terhadap tikus berdasi atau pelaku kriminal kerah putih agar jera dan masyarakat tidak dirugikan. Bisa juga menerapkan sistem “cancelled” yaitu namanya sudah tercemar di masyarakat dan akan selalu diingat keburukannya yang tidak dapat di tolerir sehingga hidupnya pun penuh kegelisahan. Tidak ada lagi koruptor yang memakai baju tahanan  KPK dengan senyuman.

Lagu ini harus tetap di sosialisasikan kepada kalangan muda karena lagu ini memiliki banyak makna yang dapat diambil didalamnya. Di dalam lagunya, Iwan Fals mengutarakan aspirasi berupa lirik untuk mengkritik yang menurutnya merupakan suatu ketimpangan sosial. anak-anak muda zaman sekarang jadi tahu bagaimana kondisi sosial pada zaman dahulu. juga bagaimana kesabaran masyarakat dalam menunggu sebuah ketidak pastian, bagaimana pemerintah pada saat itu dipandangan Iwan layaknya pemain sandiwara yang berpentas dipanggung.

Nilai yang didapatkan dalam lagu bongkar ialah, pertama nilai kebenaran banyak pelajaran hidup di lagu ini, terutama sikap “krisis jujur” yang melanda di negara kita. Kedua nilai moral masalah sosial yang dibahas di lagu ini erat kaitannya dengan pemerintahan yg pincang. misalnya kasus korupsi. merugikan masyarakat, masyarakat hidup dalam kemiskinan. oleh karena itu, korupsi haruslah diperangi oleh masyarakat, mahasiswa, ataupun oleh pelajar itu sendiri. Ketiga nilai esteika, lagu ini dibuat oleh seniman dan musisi ternama yaitu Iwan Fals. sehingga, memiliki melodi dan lirik yang bermakna juga artistik.

Perspektif sosiologi berarti mengarah pada semua kesimpulan dalam bahasan lagu ini terhadap kondisi sosial. Kami berpendapat bahwa lagu bongkar sangat luar biasa karena memang Iwan Fals juga bisa menyanyikan lagu ini dengan penuh semangat serta jiwa yang berkobar, Setiap bait dan larik yang ada memiliki makna-makna nyata namun dengan kiasan yang sesuai. Lagu bongkar, memberikan pengaruh yang memperjelas keadaan sosial, setelah kami analisis dari lirik lagu ini, maka bisa dikatakan bahwa orang yang mendengarkan dan membaca lagu ini pasti akan mengingat pemerintah, korupsi, serta hukum yang penuh ketimpangan dan berbagai pendapat lainnya. Bahasan tersebut muncul karena lagu ini memang berisi lirik dengan kalimat yang mengarah pada pemerintah (pemerintah yang tidak bisa menjalankan visi dan misi dengan baik). Dalam lagu ini berisi berbagai harapan dan kalimat yang menjelaskan sifat pemerintah yang tidak baik, salah satunya serakah.

Dampak dari lagu ini untuk kehidupan masyarakat yaitu bisa membuat masyarakat membuka pemikiran dan pendapat tentang pemerintahan yang ada pada saat ini. Bisa juga memunculkan rasa benci atau tidak suka terhadap sikap buruk pemerintah, dan itu merupakan sebuah kewajaran manusia.  Lirik lagu ini mempertegas kenyataan yang terjadi di Indonesia, dimana sering berucap dan berjanji namun masih banyak yang sengsara. Masyarakat akan kembali mengingat berbagai janji palsu yang pernah diucapkan oleh mereka, dan itu akan menimbulkan rasa untuk kembali ke jalanan.

Jadi analisis lagu ini menurut pandangan sosiologi adalah mampu memberikan pemahaman untuk menyuarakan kebenaran yang selama ini sudah terkunci. Lagu ini dirilis sejak 1989, sekarang sudah 2021, namun kasus korupsi masih banyak terjadi , seperti kasus korupsi tanah Munjul, kemudian dana pembangunan taman, bantuan sosial untuk masyarakat di masa COVID-19, itu semua membuktikan bahwa sejak dulu sampai sekarang masalah korupsi ini belum tertuntaskan hingga akar permasalahan. Karena memang manusia memiliki sifat serakah ketika berhadapan dengan harta dan kekuasaan. Dalam lagu ini dikatakan setan yang berdiri mengangkang karena memang ada alasan khusus dalam penamaan tersebut, akibat meluapnya kekesalan pada semua ucapan yang tidak ada kepastian. Lagu ini mengobarkan semangat kelangsungan hidup masyarakat.

 Dari lagu ini orang akan belajar bahwa menjadi pemerintah itu bukan hanya sekedar bermodal pengetahuan dan keterampilan, tapi harus siap untuk mencintai rakyatnya, mampu untuk memberikan tindakan yang sesuai kenyataan dan siap mental dalam menghadapi berbagai hidangan yang bisa saja menarik ke jalan korupsi. Lagu bongkar juga memberikan gambaran bahwa masyarakat memang benar benar berharap semua jawaban segera dimunculkan, sehingga protes tidak lagi dengan konflik.

Lagu Bongkar akan memberikan berbagai gambaran dan pendapat terhadap pemerintah, sehingga kehidupan masyarakat bisa lebih menyuarakan kebenaran, mengajarkan pada generasi yang akan datang untuk bisa adil, menepati janji, kemudian bisa memiliki kepedulian terhadap rakyat yang bentuknya bukan hanya sekedar visi dan misi.

Categories
Tak Berkategori

#MASAASIK 2023

MASA PENGENALAN LINGKUKAN SEKOLAH TAHUN AJARAN 2023/2024

Tahun ajaran baru telah dimulai diwali dengan kegiatan #masaasik yakni kegaitan Masa Pengenalan Lingkukan Sekolah dengan tujuan menyambut para siswa-siswi hebat SMA Telkom Bandung bergabung menuntut ilmu dan melangkahkan step lebih tingginya bersama sama di SMA Telkom Bandung.

#masaasik ini berlangsung dari hari senin hingga hari sabtu dengan berbagi kegiatan yang seru, asik serta tentunya pematerian penting sebagai modal awal menjadi seorang pelajar berseragam Putih- Abu. Kegiatan ini memiliki tema ” The Asteria Magic of Genbiru” dengan arti dunia luar angkasa yang dipenuhi oleh siswa-siswi hebat yakni Genbiru. diawali dengan Apel pagi serta pematerian dari berbagai sumber dan penekanan kegaitan bahwa tidak adanya “bullying” dalam seluruh kegiatan ini.

#masaasik ini mengajarkan calon siswa-siswi hebat untuk bersedekah, menyisihkan sebagian dari rezekinya dan alhamdulilah diakhir kegaitan masa pengenalan lingkuan sekolah ini seluruh materi yang terkumpul terdistribusikan pada orang-orang yang membutuhkan.

satu pekan yang menyenangkan yang sudah dipersiapkan oleh siswa-siswi hebat OSIS SMA Telkom bandung dan Sekolah untuk membuat siswa-siwi hebat merasa beruntung dan senang menjadi bagian dari kami.

selamat datang siswa sisi hebat SMA Telkom Bandung Tahun ajaran 2023-2024. langkah dimulai dari sini dan selamat melalui dan menjemput cita-citamu yang sudah menunggumu . SEMANGAT !

Categories
Tak Berkategori

GRADUATION 31

SMA TELKOM BANDUNG melaksankan pelepasan siswa-siswi angakatan 31 di Hotel Grand Sunshine pada tanggal 21 Juni 2023.

Diawali dengan Kirab Seluruh akademika SMA Telkom Bandung beserta para tamu undangan serta perwakilan Yayasan Pendidikan Telkom

Jajaran Tamu undangan

Pada Kegiatan Pelepasan dan Wisuda ini siswa-siswi berprestasi baik non akademik, akademik dan peraih beasiswa telkom university kami berikan penghargaan secara langsung, tak lupa siswa-siswi hebat yang telah lolos melanjutkan pendidikannya melalui jalur undangan yakni SBNP dan melalui Jalur Terlulis yakni SNBT dengan total peraih 70 siswa lolos PTN.

sebuah pidato perpisahan sekaligus penyemangat yang disampaikan oleh ananda Anjani Nazma, serta penampilan-penampilan yang indah dipersiapkan dengan matang untuk para wisudawan dan para wali wisudawan

Dengan kegiatan inti yakni penyematan tanda kelulusan yang diserkan oleh wakil kelas SMA Telkom Bandung serta pengabadian moment yang didampingi oleh wali kelas masing-masing dan Kepala SMA Telkom Bandung.

“Selamat Melanjutkan perjalanmu wahai siswa-siswi hebat angakatan ke 31, doa kami selalu mnyertai setiap langkahmu, jangan lupakan almamatermu karena disini kami selalu menunggumu dengan kesuksesan-kesuksesan mu”

Categories
Tak Berkategori

SISWA SISWI YANG LOLOS SNBP 2023

Alhamdulillah wa Syukurillah, 16 siswa-siswi SMA Telkom Bandung lolos dalam SNBP 2023.

  1. HASBY ABDUL HAFIZ MUNADAR -ITB-S1 TELKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
  2. ANNISA NARARYA SHAFARINA-ITB-S1 SENI RUPA DAN DESAIN (FSRD)
  3. NASYWA ZAHARA ADHADI-ITB-S1 FMIPA-ILMU PENGETAHUAN ALAM
  4. SYIFA NURSUCI DININGRAT-UNPAD-S1 AGROTEKNOLOGI
  5. SHAFA FAUZIYYAH AZZAHRA-UNPAD-S1 ILMU KELAUTAN
  6. NADIA NURHALISA-UNPAD-S1 TEKNIK PERTANIAN
  7. BILQIS SYAKIRA KHALDA -UPI-S1 BIMBINGAN DAN KONSELING
  8. NYRA NAZWA APRILIA-UPI-S1 BISNIS DIGITAL
  9. GAEZKA ATTALA HUD-UPI-S1 FILM DAN TELEVISI
  10. WINA MUTIARA ZAHWA-UPI-S1 PENDIDIKAN IPS
  11. SINDHY KALISTA DWI PUTRI-ISBI -D4 TELEVISI DAN FILM
  12. YUANKAKA ALFARIDZI-UIN GUNUNG JATI-S1 TEKNIK ELEKTRO
  13. CHRISDIAN ROSMAWATI SIANIPAR-UPI-S1 GIZI
  14. NEVLINA EGA WICAKSONO-ISBI BANDUNG-S1 TARI
  15. ALIA AZKIATUL KURNIA POLBAN D4 TEKNOLOGI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
  16. ZIKRI ANANDA FADLILLAH YORIANA-POLBAN-D3 TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA

Segenap civitas SMA Telkom Bandung mengucapkan selamat dan sukses atas pencapaian para siswa Gen Biru.
Untuk teman-teman yang akan mengikuti UTBK – SNBT selalu semangat, semoga mendapatkan hasil yang terbaik.

Categories
Tak Berkategori

MILANGKALA SMA TELKOM BANDUNG KA 33

Penambahan usia adalah bukti dari eksistensi kehidupan  begitupun dengan penambahan usia SMA Telkom Bandung Tempat dimana kita mengemban ilmu,menorehkan  prestasi dan jasa disini SMA TELKOM BANDUNG bukan  hanya sekedar tempat sederhana  dengan gazebo yang nyaman, tempat dimana ibu bapak guru yang selalu menyambut hangat semangat pagi siswa siswinya atau  sebua tempat dan ruang mengembangkan diri yang inovatif dan kreatif.

2023 dan usia ke 33 semua capaian angka yang tidak biasa dan tidak  mudah dilewati tentunya. Berbagai musim telah dilewati bersama dan tahun ini diusia ke  33 ini adalah tahun perdana SMA TELKOM BANDUNG melewati usianya secara lengkap ramai bingar dengan segala isinya.

“Ninjak hambala warsa manfaat keurr sasama” di Usia 33 sebuah doa dan harapan menjadikan SMA TELKOM BERMANFAAT BAGI SETIAP ORANG DISEKITARNYA

adapun kegaitan yang dilaksanakan dalam memperingati hari jadi sma telkom bandung sebagai berikut

  1. Donor darah yang diikuti baik oleh citivas sma telkom dan umum
  2. Kegiatan donor darah ini bekerja sama dengan PMI KABUPATEN BANDUNG
  3. kemudian helaran sebagai bentuk mengekspresikan rasa suka cita atas jadinya sma telkom Yang ikut oleh seluruh kelas
  4. Dan SMA Telkom Award pengahargaan apresiasi  taunan untuk civitas sma telkom bandung

Melulai kegiatan ini diharapkan  SMA TELKOM BANDUNG tetap dan terus menjadi sekolah terbaik, rumah yang nyaman untuk setiap individu nya tumbuh dan berkembang dan semua unsur didalamnya selalu solid bersatu untuk membangun kemanjuan sma telkom bandung.

Categories
Tak Berkategori

TOEFL, PEMANTAPAN ITB DAN UTBK

Kegiatan Pemantapan TOEFL, Pemantapan UTBK dan Pemantapan ITB ini merupakan program rutin yang dilalui oleh siswa-siswi kelas 12 yang bertujuan memberikan bekal bagi lulusan SMA Telkom bandung untuk jenjang berikutnya, baik di dunia perkuliahan maupun dunia kerja .

Kegiatan ini berlangsung dari bulan November hingga bulan Maret dan dilaksankan setelah selesai kbm selesai dengan para mentor yang ahli dan berpengalam dalam bidangnya.

Categories
Tak Berkategori

Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMA Telkom Bandung

Oleh: Ranti Bodedar, S.Sn

Media Pembelajaran merupakan Alat atau perantara yang digunakan guru dalam berinteraksi dengan peserta didiknya dalam proses belajar.

Seiring perkembangan zaman saat ini Media pembelajaran berbasis teknologi merupakan alat yang efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berbagai kalangan meyakini bahwa manfaat Teknologi sebagai media dalam proses pembelajaran sangatlah besar. Teknologi dianggap mampu menjadikan pembelajaran lebih efektif, efisien, dan meningkat- kan kualitas hasil pembelajaran. Teknologi sebagai media pembelajaran juga mampu memberikan siswa pengalaman yang banyak dan variatif

Media pembelajaran elektronik bermanfaat untuk melengkapi, memelihara dan bahkan meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran yang sedang berlangsung, sehingga akan meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan aktivitas peserta didik dan meningkatkan motivasi belajar.

SMA Telkom khususnya mata pelajaran Seni Budaya menggunakan Teknologi sebagai media pembelajaran agar siswa dapat lebih mudah memahami materi dari guru, salah satunya dengan menggunakan YouTube sebagai perantaran penyampaian informasi, interaksi langsung dan dapat melihat secara jelas isi dalam video tersebut.

Media Pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit. Alat -alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa dalam balajar. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik apabila menggunakan media yang tepat sehingga siswa termotifasi untuk mencintai ilmu pengetahuan yang sedang dipelajarinya. Seorang guru dapat efektif dan efisien dalam menyajikankan materi pelajaran apabila dapat memanfaatkan media secara baik dan tepat. (Nursamsu, 2017). Menurut Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto (2013: 8), media pendidikan adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Penggunaan media pembelajaran yang tepat diperlukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dasar dan dapat menarik perhatian siswa. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan visualisasi dan pemahaman materi menjadi lebih mudah dari pengajar kepada siswa.

Categories
Tak Berkategori

LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI SISWA (LDKOS) SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA

Oleh : Hilal M. Pasha, S.Pd.

Masih maraknya kasus tawuran yang dilakukan oleh pelajar menunjukkan belum optimalnya pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter di sekolah. Siswa yang melakukan tawuran merasa dirinya lah yang paling kuat dan paling jago, namun sebenarnya hal tersebut adalah hal yang salah dan bisa mendapatkan konsekuensi pidana apabila menimbulkan kerusuhan dan korban jiwa. Belum lagi siswa yang melanggar aturan sekolah dan menganggap “Hukum dibuat untuk dilanggar” membuat guru memiliki pekerjaan ekstra. Kompleks sekali bukan?

Sebagai seorang siswa yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, sudah seharusnya kita bertindak dan berperilaku sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Aturan dibuat bukan untuk mengekang, tetapi aturan justru dibuat untuk mempermudah kehidupan kita. Coba bayangkan apabila di persimpangan jalan tidak ada lampu lalu lintas. Akan saling bertabrakan bukan? Begitulah aturan dibuat untuk mempermudah dan melindungi masyarakat.

Kembali lagi ke permasalahan awal, aturan sekolah seolah menjadi formalitas belaka jika melihat kondisi saat ini. Seragam dikeluarkan, sepatu tidak sesuai aturan, rambut laki-laki panjang, make up tebal bagi perempuan, dan sebagainya. Hal-hal tersebut sebenarnya adalah perbuatan yang sudah jelas diatur di aturan sekolah dan tidak diperkenankan untuk dilakukan. Karakter siswa yang sudah terbentuk dari dulu apabila memang tidak sesuai dengan aturan di SMA saat ini akan bertabrakan dan tidak sinkron apabila siswa tidak mau mengikuti aturan ketika SMA.

Pentingnya pembentukan karakter memang menjadi fokus utama tiap sekolah, agar siswa nya memiliki kepribadian yang mantap. SMA Telkom Bandung melihat hal tersebut sebagai momen yang tepat untuk melaksanakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan dan Organisasi Siswa (LDKOS). Kegiatan LDKOS menjadi senjata yang ampuh untuk membentuk siswa yang berdisiplin, integritas tinggi, religius, dan unggul, sesuai dengan visi sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan ketika LDKOS memang diset untuk meningkatkan karakter siswa, seperti pematerian mengenai kedisiplinan, permainan tradisional yang meningkatkan kerjasama, dan sebagainya.

Setelah selesai kegiatan LDKOS, diharapkan siswa yang mengikuti kegiatan ini dapat menularkan hasil pembinaan kepada teman temannya di sekolah. Karakter yang dibentuk ketika kegiatan LDKOS diharapkan dapat tersebar kepada seluruh warga sekolah, sehingga akan terbentuk siswa siswi yang berkarakter Pancasila.

Tan Malaka pernah berkata, “Tujuan Pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, mengukuhkan kemauan, serta memperhalus perasaan.” Dengan pendidikan karakter, kecerdasan, kemauan, serta perasaan akan terasah menjadi semakin kuat dan akan membentuk siswa yang berkarakter.

Categories
Tak Berkategori

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS XII IPS 3 SMA TELKOM BANDUNG  TAHUN PELAJARAN 2019/ 2020

RIKSA SUKMA WIBAWA, S.Pd.

GURU BAHASA SUNDA DI SMA TELKOM BANDUNG

A.      LATAR BELAKANG

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Wikipedia). Tujuan utama diselenggarakannya proses belajar adalah demi tercapainya tujuan pembelajaran. Tujuan tersebut utamanya adalah keberhasilan peserta didik belajar pada suatu mata pelajaran maupun pendidikan pada umumnya (Krismanto, 2003).

Sesuai dengan Permendikbud No 22 Tahun 2016, yaitu “Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.”

B.       SASARAN TINDAKAN

Siswa yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS 3 di SMA TELKOM BANDUNG. Siswa tersebut memiliki karakter yang heterogen. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, sebagian besar  siswa kurang aktif  dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan berdasarkan kurikulum 2013 pembelajaran harus berperan aktif dalam menemukan pengetahuannya. 

C.      RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan permasalahan diatas, dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe  Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas XII IPS 3 SMA TELKOM BANDUNG?

D.      TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk  mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe  Teams Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas XII IPS 3 SMA TELKOM BANDUNG

E.   MANFAAT PENELITIAN

1.  Bagi Guru         : Sebagai media untuk memudahkan penyampaian materi di dalam mengajar

2.  Bagi Siswa   : Sebagai media untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa

REFERENSI

Buku

Anita Lie. (2002). Cooperatif Learning: Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Briggs, Leslie J. 1977. Instructional Design,Educational Technology Rubiyanto, Rubino. 2010. MetodePenelitianPendidikan.

Oemar            Hamalik. (2002). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Slavin, Robert E. (1995). Cooperative Learning Theory Research and Practise.Boston: Allyn&Bacon.

Categories
Tak Berkategori

Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning dengan Media Digital Writing untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Kelas XII MIPA 6 Tahun Pelajaran 2022-2023 Oleh: Anna Risnawati, S.Pd.

  1. Latar Belakang Masalah

Saat ini Bahasa Inggris telah menjadi mata pelajaran yang wajib diikuti mulai dari tingkat SMP, SMA sampai dengan Perguruan Tinggi. Di masa sekarang ini Bahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan bagi semua orang, karena Bahasa Inggris merupakan Bahasa Internasional. Dengan menggunakan Bahasa Inggris siapapun bisa berkomunikasi dimanapun tanpa rasa khawatir. Dengan adanya Bahasa Inggris tingkat SMA diharapkan para generasi muda Indonesia mampu berbahasa Inggris dengan baik sejak duduk di bangku sekolah, sehingga para lulusannya mampu bersaing di dunia luar.

Tujuan pokok pembelajaran Bahasa Inggris adalah penguasaan empat kompetensi dasar yaitu listening (mendengarkan), speaking (berbicara), reading (membaca),dan writing (menulis). Keempat kompetensi itu saling berkaitan, sehingga satu kegiatan pembelajaran dapat digunakan untuk mempelajari satu atau lebih kompetensi yang ingin dikuasai. Keterampilan membaca dan menulis memegang peranan penting dalam penguasaan ilmu pengetahuan termasuk penguasaan pengetahuan berbahasa. Karakteristik pembelajaran Bahasa terutama Bahasa Inggris berbeda dengan mata pelajaran yang lain karena fungsi Bahasa sebagai alat komunikasi, sehingga dalam belajar Bahasa terutama Bahasa Inggris harus mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan komunikasi.

Tetapi pada kenyataannya peserta didik di SMA masih menghadapi banyak kendala dalam menguasai keempat kompetensi Bahasa Inggris tersebut, terutama dalam kompetensi menulis (writing). Kurangnya penggunaan Bahasa Inggris merupakan salah satu faktor penyebabnya. Peserta didik SMA Telkom Bandung berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi yang cenderung jarang atau bahkan tidak menggunakan Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu peserta didik terkadang mengalami kebosanan ketika pembelajaran masih menggunakan metode-metode konvensional sehingga motivasi belajar rendah. Oleh karena itu guru juga harus berinovasi agar pembelajaran di kelas lebih menyenangkan dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.  

  • Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah Project Based Learning dengan media digital writing(canva. IG, android note) dapat meningkatkan aktivitas peserta didik kelas XII MIPA 6 SMA Telkom Bandung semester 1 tahun pelajaran 2022-2023?
  2. Apakah Project Based Learning dengan media digital writing (canva. IG, android note) dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik kelas XII MIPA 6 SMA Telkom Bandung semester 1 tahun pelajaran 2022-2023?
  • Tujuan

Adapun tujuan penulis adalah?

  1. Untuk mengetahui bahwa Project Based Learning dengan media digital writing (canva. IG, android note) dapat meningkatkan aktivitas peserta didik kelas XII MIPA 6 SMA Telkom Bandung semester 1 tahun pelajaran 2022-2023.
  2. Untuk mengetahui bahwa Project Based Learning dengan media digital writing (canva. IG, android note) dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik kelas XII MIPA 6 SMA Telkom Bandung semester 1 tahun pelajaran 2022-2023.
  • Manfaat
  • Manfaat Teoretis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa peningkatan keterampilan menulis dapat dilakukan dengan Project Based Learning

  • Manfaat Praktis

Hasil yang diperoleh dari penulisan best practice ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

  • Peserta Didik
  • Meningkatkan aktivitas peserta didik dalam keterampilan menulis.
  • Mengatasi hambatan dan kendala dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris, khususnya kompetensi dasar writing pasa materi teks prosedur.
  • Mengurangi perasaan tidak percaya diri untuk mengungkapkan ide secara tertulis.
  • Mengurangi perasaan bosan dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
    • Guru
  • Memperbaiki proses pembelajaran di kelas.
  • Memunculkan inovasi dalam pembelajaran.
  • Mampu mendeteksi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekaligus mencari solusinya.
    • Sekolah
  • Meningkatkan layanan prima pada peserta didik.
  • Meningkatkan profesionalisme guru.
  • Meningkatkan prestasi sekolah.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

  1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Model pembelajaran ini secara bahasa diartikan sebagai model yang menekankan pada pengadaan proyek atau kegiatan penelitian kecil dalam pembelajaran. Menurut Klien, et al. dalam Fathurohman mendefinisikan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) sebagai “the instructional strategy of empowering learners to pursue content knowledge on their own and demonstrate their new understandings through a variety of presentation models”.

Menurut Fahurohman (2015) pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai Langkah awal dalam mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman nyata. Project Based Learning dilakukan secara sistematik yang mengikutsertakan peserta didik dalam pembelajaran sikap, pengetahuan dan keterampilan melalui investigasi dalam perencanaan produk. Project Based Learning merupakan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir kritis dan mampu mengembangkan kreativitasnya melalui pengembangan inisiatif untuk menghasilkan produk nyata berupa barang atau jasa. Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan peserta didik dapat berupa proyek perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara kolaboratif, inovatif, unik, dan yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek merupakan bagian dari metode instruksional yang berpusat pada pembelajar. Model ini sebagai ganti dari penggunaan suatu model pembelajaran yang bersifat teacher-centred yang cenderung membuat pembelajar lebih pasif dibandingkan dengan guru.

Sedangkan menurut Daryanto (2017) ada lima kriteria pembelajaran proyek, yaitu:

  1. Proyek dalam pembelajaran ini adalah pusat atau inti kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran dimana peserta didik belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek.
  2. Berfokus pada pertanyaan atau masalah

Proyek dalam PJBL adalah berfokus pada pertanyaan atau masalah, yang mendorong pelajar menjalani konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti.

  • Investigasi konstruktif atau desain

Proyek melibatkan pelajaran dalam investigasi konstruktif dapat berupa desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, diskoveri akan tetapi aktifitas inti dari proyek ini harus meliputi transformasi dalam konstruksi pengetahuan.  

  • Bersifat otonomi pembelajaran

Lebih mengutamakan otonomi, pilihan waktu kerja dan tanggung jawab pelajaran terhadap proyek.

  • Bersifat realism

Pembelajaran berbasis proyek melibatkan tantangan kehidupan nyata, berfokus pada pertanyaan atau masalah autentik bukan simulative dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan dilapangan yang sesungguhnya.

  • Media Pembelajaran
  • Pengertian Media Pembelajaran

Media (kata jamak) berasal dari Bahasa Latin ‘medium’ yang artinya ‘di antara’. Dengan istilah ini memberikan arti bahwa ‘media’ itu adalah segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan penerima. Dengan demikian apabila kita menggunakan media yang benar, bertujuan untuk mengurangi ‘jumlah kata’ yang diperlukan dalam proses pembelajaran (instruksional), dengan harapan akan mengkomunikasikan gagasan yang bersifat konkrit. Hal ini terjadi karena media itu akan membantu peserta didik untuk mengintegrasikan pengalamannya yang diperoleh sebelumnya. Oleh karena itu penggunaan media diharapkan mampu memperlancar proses belajar peserta didik, serta menambah pemahamannya (Soetomo, 2011).

Di bagian lain Soetomo (2011) juga menyatakan tentang lima sifat media pembelajaran yang mendasari pemikiran para ahli Pendidikan, yaitu:

  1. Bahwa media itu untuk meningkatkan persepsi.
  2. Bahwa media itu untuk membantu meningkatkan transfer belajar.
  3. Bahwa media itu untuk meningkatkan pemahaman.
  4. Bahwa media itu untuk membantu adanya retensi.
  5. Bahwa media itu untuk memberikan penguatan atau menambah pengetahuan tentang hal yang diperoleh peserta didik.

Menurut Gerlach dan Erly dalam Soetomo (2011) pemilihan media harus mengingat pada tujuan instruksional yang ingin dicapai, selain itu kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini:

  1. Kualitas teknis media yang artinya betapapun canggihnya media, tetapi kualitas teknis nya kurang baik maka akan mengakibatkan adanya persepsi yang salah dan akan menyesatkan peserta didik dan akan sukar diperbaiki.
  2. Pertimbangan harga artinya apabila ada dua macam media pembelajaran tetapi mempunyai kemampuan dan pengaruh yang sama dalam proses pembelajaran maka dipili media yang berharga lebih murah.
  3. Ketersediaan artinya pilihan kita harus memperhatikan apakah media itu sudah tersedia atau masih perlu disediakan.
  4. Kemampuan artinya adanya kemampuan guru dan peserta didik untuk memakai media itu. Tegasnya, pilihan perencanaan dan pengembangan sistem pembelajaran akan kecewa apabila memilih media ternyata baik peserta didik maupun guru tidak memiliki kemampuan untuk memakai atau mengoperasionalkan.
  5. Ketersediaan sarana pendukung artinya betapapun bagusnya media, akan tetapi tidak tersedia sarana pendukung ketika akan digunakan, maka alat media itu tidak ada gunanya.
  • Jenis Media Belajar

Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:

  1. Media visual: grafik, diagram, chart. bagan, poster, kartun, komik
  2. Media audial: radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya.
  3. Projected still media: slide, overhead projector (OHP), LCD Proyektor, dan sejenisnya.
  4. Projected motion media: film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), computer dan sejenisnya.
  5. Study Tour Media: pembelajaran langsung ke obyek atau tempat studi seperti museum. Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara Bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut multimedia. Contoh: dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
  • Media Pembelajaran Digital Writing

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di era globalisasi semakin masif. Kehidupan masyarakat khususnya pelajar tidak dapat dipisahkan lagi dengan segala produk TIK. Pemanfaatan TIK bagaikan dua mata pisau yang dapat memberikan manfaat dan dampak buruk. TIK akan memberikan dampak negatif apabila tidak bijak dalam penggunaannya. Namun, TIK akan mendatangkan berbagai manfaat yang jauh lebih besar apabila digunakan dengan bijak. Sisi positifnya adalah dengan teknologi digital, peserta didik dapat mengasah kemampuan kognitif, wawasan, dan nilai sosial.

Kemampuan TIK yang pesat harus berbanding lurus dengan kemampuan masyarakat dalam menggunakannya untuk membantu setiap sendi kehidupan. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki peserta didik di era digital adalah digital writing atau menulis di media digital sama halnya dengan kompetensi menulis pada umumnya, hanya saja medianya menggunakan media digital. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan (konten), saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan (Yunus dkk., 2008:129).

Digital writing erat kaitannya dengan literasi digital. Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital atau alat-alat komunikasi dalam menemukan, membuat informasi, mengevaluasi, menggunakan, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari (Nasrullah dkk., 2017:3). Ruang komunikasi menjadi terbuka, artinya hanya ada selaput tipis antara ruang privat dan ruag public. Interaksi massif di media sosial menjadikan warga dapat mengembangkan gagasan dan ide-ide kreatifnya di ranag media digital.

Literasi digital meliputi ketertarikan, sikap, dan kemampuan peserta didik dalam penggunaan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, meganalisis dan mengevaluasi informasi yang didapatkan dan menuangkannya dalam media digital. Contohnya akun media sosial dan situs daring untuk tujuan tertentu seperti menulis esai, ulasa, refleksi diri, pengalaman bahkan pemasaran produk. Dimensi literasi digital dan penggunaan perangkat digital ada 5, yaitu: (1) doing atau melakukan seperti halnya berbagi gambar dengan teman dan mencari info tempat untuk makan secara daring; (2) meaning atau representasi seperti membaca artikel di suatu situs dan mengunggah kontek di sosial  media; (3) relating atau interaksi seperti halnya menulis fiksi penggemmar, mengomentari konten di Blog, dan berkolaborasi menulis sebuah artikel di wikis; (4) thinking atau berpikir melalui kegiatan partisipasi aktif dalam diskusi daring; (5) being atau menyajikan identitas diri di media sosial dan aktualisasi di komunitas daring (Hafner, 2015:2)

  • Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam proses belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi Piaget menerangkan dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak befikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir (Sardiman, 2011:100).

Menurut Nasution (2000:89), aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat jasmani ataupun rohani. Dalam proses pembelajaran, kedua aktivas tersebut harus selalu terkait. Seorang peserta didik akan berfikir selama dia berbuat, tanpa berbuat sesuatu, berarti peserta didik itu tidak berfikir. Oleh karena itu agar peserta didik aktif berfikir maka peserta didik harus diberi kesempatan untuk berbuat atau beraktivitas.

Diedrich (dalam Nasution, 2000:91) membuat suatu daftar yang berisi tentang macam kegiatan peserta didik yang dapat digolongkan sebagai berikut:

Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya: membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

Listening Activities, seperti mendengarkan penjelasan, percakapan, diskusi, music, pidato.

Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin

Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola.

Motor activities, seperti melakukan percobaan, melakukan konstruksi, model, mereparasi, bermain.

Mental activities, misalnya menggali, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

Emotional activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Hasil belajar tidak hanya ditentukan oleh aktivitas peserta didik tetapi aktivitas guru sangat diperlukan untuk merencanakan kegiatan peserta didik yang bervariasi, sehingga kondisi pembelajaran akan lebih dinamis dan tidak membosankan (Depdiknas 2004).   

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

  1. Strategi Pemecahan Masalah

Permasalahan pembelajaran yang ada adalah kurang aktifnya peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, rendahnya kompetensi peserta didik yang ditunkukkan dengan nilai, terutama dalam keterampilan menulis. Oleh karena itu guru berusaha mencari alternatif pembelajaran yang mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga peserta didik antusias mengikuti pelajaran dan hasil belajar dapat meningkat. Diharapkan seluruh peserta didik mampu mencapai nilai KKM terutama pada keterampilan menulis (writing) karena masih rendahnya penguasaan keterampilan menulis oleh para peserta didik. Guru akhirnya memutuskan untuk menggunakan media digital writing, karena digital merujuk pada tuntutan jaman dan dianggap media yang paling digemari oleh peserta didik. Ini dbuktikan dengan antusiasme peserta didik Ketika mencari sumber belajar dari internet terutama canva atau android note. Pembelajaran ini mengutamakan keterlibatan peserta didik dalam penggunaan media, karena peserta didik selain bisa menuangkan ide-ide nya mereka pun dapat mengguanakan kreatifitas mereka. Mereka meentukan topik tulisan secara berkelompok kemudian membuat tulisan digital sendiri. Dalam tulisan digital tersebut mereka akan menuangkan penjelasan procedure text baik manual/tip yang berhubungan dengan teknologi. Pembelajaran berbasis proyek ini berhasil meningkatkan keaktifan peserta didik dan juga meningkatkan nilai keterampilan menulis peserta didik. Peserta didik sebelumnya tidak memiliki kreatifitas untuk menulis terbantu dengan adanya digital writing (canva/ android note) ini. Selain itu kreatifitas menulis juga ditampilkan pada saat menulis prosedur teks tersebut. Kondisi ini memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk aktif dalam kegiatan ini.

  • Langkah-langkah Implementasi

Project Based Learning berbantuan media digital writing ini dilaksanakan pada kelas XII MIPA 6 yang terdiri dari 32 peserta didik 16 laki-laki dan 16 perempuan. Kelas dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari 4 peserta didik untuk setiap kelompoknya. Setiap kelompok mendapat tugas untuk menulis menggunakan aplikasi digital membuat procedur teks tip/ manual bertemakan teknologi. Setiap kelompok menentukan tema/ topik yang akan mereka pilih dalam penulisan prosedur teks. Para peserta didik bebas menggunakan aplikasi apa saja yang mendukung pembuatan digital writing tersebut. Pembuatan tulisan diberi waktu 1 minggu . kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam penyusunan proyek ini adalah:

  1. Membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang.
  2. Dalam bimbingan guru, peserta didik mencari informasi mengenai fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan yang digunakan dalam prosedur teks
  3. Membahas dan berdiskusi untuk menentukan tema/topik yang akan diangkat untuk penulisan procedure text.
  4. Peserta didik menyusun rencana akan menggunakan aplikasi apa untuk penulisan procedure text.
  5. Peserta didik mengumpulkan bahan-bahan yang akan disusun menjadi teks prosedur dalam bentuk tulisan digital.
  6.   Menyusun teks prosedur yang sudah dikonsep.
  7. Mempublikasikan hasil tulisan digital yang sudah diselesaikan selama 1 minggu ke dalam google classroom.
  • Hasil yang dicapai
  • Hasil Penilaian Sikap Peserta Didik
NoNama Peserta DidikSikapSkor Rata-rata
PeduliJujur berkaryaTanggung JawabToleranKerja samaProaktifKreatif
1PD 134334433,43
2PD 233333333,00
3PD 334333333,14
4PD 444333333,29
5PD 533434443,57
6PD 633433333,14
7PD 733333333,00
8PD 833333333,00
9PD 943433333,29
10PD 1033343333,14
11PD 1134333333,14
12PD 1244344443,86
13PD 1343333333,14
14PD 1433433333,14
15PD 1533343333,14
16PD 1634343333,29
17PD 1733333333,00
18PD 1843433333,29
19PD 1933343333,14
20PD 2033434433,43
21PD 2133333333,00
22PD 2234333333,14
23PD 2333333333,00
24PD 2433433333,14
25PD 2533343333,14
26PD 2633434433,43
27PD 2733343333,14
28PD 2833333333,00
29PD 2933333333,00
30PD 3043334443,57
31PD 3134343333,29
32PD 3233433333,14

Tabel 1 Nilai Sikap

Dari hasil penilaian sikap terdapat peningkatan aktifitas peserta didi yang berupa sikap peduli, jujur berkarya, tanggung jawab, toleran, Kerjasama, proaktif dan kreatif. Nilai sikap rata-rata sudah menunjukkan hasil baik dengan rata-rata nilai sikap sebesar 3,205

  • Hasil Penilaian Sikap selama kegiatan Diskusi
Lembar Penilaian Sikap – Observasi pada kegaiatan Diskusi
Mata pelajaran : Bahasa Inggris Kelas/ Semester : XII MIPA 6/ I Topik/Subtopik : Procedure Text Indikator              : Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, rasa ingin tahu, santun dan komunikatif selama kegiatan diskusi. No Nama Peserta Didik Kerja sama Rasa Ingin tahu Santun komunikatif Rata- rata 1 PD 1 3 2 3 3 2,75 2 PD 2 2 3 3 3 2,75 3 PD 3 3 2 3 3 2,75 4 PD 4 2 2 3 3 2,5 5 PD 5 3 3 4 3 3,25 6 PD 6 3 3 3 3 3 7 PD 7 3 3 3 3 3 8 PD 8 3 3 3 3 3 9 PD 9 3 2 2 2 2,25 10 PD 10 3 2 3 3 2,75 11 PD 11 3 3 3 3 3 12 PD 12 3 4 4 3 3,5 13 PD 13 3 2 3 3 2,75 14 PD 14 2 2 3 3 2,5 15 PD 15 2 2 2 2 2 16 PD 16 3 2 3 3 2,75 17 PD 17 2 2 3 3 2,5 18 PD 18 2 3 2 3 2,5 19 PD 19 3 3 4 3 3,25 20 PD 20 3 3 3 3 3 21 PD 21 3 3 3 3 3 22 PD 22 3 3 3 3 3 23 PD 23 3 3 3 4 3,25 24 PD 24 3 3 4 3 3,25 25 PD 25 3 3 3 3 3 26 PD 26 3 4 3 4 3,5 27 PD 27 3 3 3 3 3 28 PD 28 2 2 3 3 2,5 29 PD 29 3 3 3 3 3 30 PD 30 3 3 3 3 3 31 PD 31 3 3 4 3 3,25 32 PD 32 4 3 3 3 3,25 Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1= kurang  

Tabel 2 Nilai sikap saat diskusi

Sikap peserta didik selama kegiatan diskusi sudah menunjukkan peningkatan, hanya 5 orang yang mendapat nilai cukup pada aspek Kerjasama, 10 peserta didik yang mendapat predikat cukup pada aspek rasa ingin tahu, 3 orang berpredikat cukup pada aspek santun dan 2 orang berpredikat cukup pada aspek komunikatif. Peserta didik yang lain mendapatkan predikat baik dan sangat baik.

  • Hasil Capaian Kompetensi Menulis (writing)
NoNISNama SiswaKKMText OrganizationSentence FormationGrammarDigital media selection and deadlineNilai Akhir
1 PD 1758587888987,25
2 PD 2758688879087,75
3 PD 3758485868885,75
4 PD 4758585858585
5 PD 5758485879086,5
6 PD 6758385868885,5
7 PD 7758788858786,75
8 PD 8758785858886,25
9 PD 9758384858584,25
10 PD 10758585858585
11 PD 11758687868786,5
12 PD 12758587888987,25
13 PD 13758688879087,25
14 PD 14758485868885,75
15 PD 15758585858585
16 PD 16758485879086,5
17 PD 17758385868885,5
18 PD 18758788858786,75
19 PD 19758785858886,25
20 PD 20758384858584,25
21 PD 21758585858585
22 PD 22758687868786,5
23 PD 23758686868686
24 PD 24758787878787
25 PD 25758988889088,75
26 PD 26758485868885,75
27 PD 27758585858585
28 PD 28758485879086,5
29 PD 29758385868885,5
30 PD 30758788858786,75
31 PD 31758785858886,25
32 PD 32758888899088,75

Tabel 3 Nilai Writing

            Pencapaian nilai keterampilan menulis (writing) sudah mencapai KKM untuk seluruh peserta didik atau tuntas 100% dengan nilai rata-rata 83,5. Nilai terendah yang dicapai adalah 84,25 sedangkan nilai tertinggi adalah 88,75. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai dengan menggunakan projectbased learning berbantuan media digital pada materi procedure text.

  • Faktor-faktor Pendukung

Kegiatan pembelajaran ini mempunyai sisi pendukung maupun penghambat. Kegiatan pembelajaran ini bisa berjalan lancar karena didukung oleh beberapa faktor antara lain:

  1. Tersedianya perangkat Teknologi Informasi yang bisa digunakan oleh peserta didik baik milik peserta didik sendiri maupun sekolah.
  2. Keaktifan peserta didik dalam melaksanakan tugas kelompok.
  3. Kekompakan peserta didik dalam kelompok belajar yang sudah dibentuk dalam menyelesaikan tugas.
  4. Ketersediaan sumber belajar yang berupa buku dan internet.
  5. Guru yang selalu mendampingi proses penyelesaian tugas baik di kelas.
  • Faktor-faktor Penghambat

Sedangkan faktor penghambat yang melemahkan kegiatan pembelajaran ini antara lain:

  1. Beberapa orangtua peserta didik yang kurang memberi dukungan waktu untuk penyelesaian tugas kelompok di rumah.
  2. Beberapa peserta didik tidak memiliki perangkat teknologi Informasi sendiri sehingga bergantung pada peserta didik lain.
  3. Kurang percaya diri peserta didik sehingga kurang maksimal dalam penulisan Bahasa Inggris.
  4. Kedisiplinan peserta didik dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang diberikan.
  • Dampak

Kegiatan pembelajaran ini memberikan warna baru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Peserta didik menjadi lebih aktif karena mereka harus berkomunikasi dalam kelompoknya, selain itu peserta didik juga harus mampu menuangkan ide untuk menulis. Rasa tidak percaya diri pada peserta didik dapat dikurangi karena peserta didik dapat menuangkan kreatifitas mereka yang jarang dikeluarkan dengan media digital (canva, android note, IG). Project Based Learning dengan media digital writing menjadi kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta meningkatkan keaktifan, kreatifitas dan juga kompetensi keterampilan menulis.

Project Based Learning dengan media digital writing bisa digunakan juga umtuk materi dan mata pelajaran lain, karena media digital adalah media yang sangat digemari oleh peserta didik.

BAB IV

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Rendahnya capaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris membutuhkan perhatian khusus dari para guru yang mengajar. Diperlukan adanya inovasi pembelajaran yang membuat pembelajaran menjadi menyenangkan untuk para peserta didik. Project Based Learning menjadi salah satu model yang bisa dipilih. Pada pembelajaran ini Project Based Learning menggunakan media digital writing (canva, IG, android note). Peserta didik dilibatkan aktif dalam pembelajaran karena seluruh peserta didik harus membuat tulisan tentang procedure text mengenai tip atau manual teknologi.

Hasil yang dicapai sudah sesuai harapan yaitu rata-rata untuk nilai sikap BAIK dan nilai keterampilan menulis diatas KKM. Dalam pembelajaran ini ketuntasan peserta didik dalam keterampilan menulis adalah 100%. Dengan nilai terendah 84,25 dan nilai tertinggi 88,75. Dengan kata lain Project Based Learning berbantuan media digital writing (cavna, IG, Android note) mampu meningkatkan aktifitas belajar para peserta didik dan Project Based Learning berbantuan media digital writing (cavna, IG, Android note) mampu meningkatkan keterampilan menulis para peserta didik kelas XII MIPA 6 SMA Telkom Bandung semester 1 tahun pelajaran 2022/2023.

  • Saran

Guru harus selalu berinovasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga diperoleh hasil belajar yang baik. Saat ini para guru harus bisa memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komputer untuk menunjang kegiatan pembelajaran karena saat ini peserta didik lebih tertarik dengan media digital sesuai dengan kodrat mereka yaitu remaja. Selain itu, media ini juga lebih mudah digunakan dan bisa digunakan dimana saja.

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.

Arsyad, Azhar. 2003, Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Daryanto. 2017. Pembelajaran Abad 21, Cetakan I. Yogyakarta: Gava Media.

Fathurohman, Muhamad 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Cetakan I. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

Nasution, S. 1997. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nunan, David. 1989. Designing Task for the for the Communicative Classroom. Cambridge: Cambridge University Press.

http://ekhardhi.blogspot.com/2011/12/pengajaran-keterampilan-produktif.html